Monday, June 1, 2009

Sekelumit Tentang MONORAL


Band asal Jepang yang satu ini memiliki sound yang sangat internasional, bila dibandingkan dengan band-band lain yang sama-sama berasal dari Negeri Matahari Terbit itu. Bukan hanya karena keseluruhan lirik lagunya ditulis dalam bahasa Inggris, tetapi warna musik, yang cenderung mengarah pada musik rock dari Inggris dan Amerika, dengan sentuhan etnis, tanpa meninggalkan sentuhan khas Jepang, juga memberi nuansa baru di dunia permusikan Jepang.

Dibentuk pada tahun 2000, MONORAL digawangi hanya oleh 2 orang personil; Anis Shimada (vokalis) dan Ali Morizumi (bassis) dimana keduanya dipertemukan saat masih sama-sama berprofesi sebagai VJ di MTV JAPAN. Selera musik yang sama membuat keduanya memutuskan untuk bergabung membentuk sebuah band, meskipun saat itu baik Anis maupun Ali sudah tergabung dalam band yang berbeda.

Selain warna musik yang cukup berbeda dari yang biasa diusung oleh band-band Jepang lainnya, latar belakang kedua personil MONORAL ini pun cukup menarik untuk diulik.
Anis yang lahir di London pada tahun 1975, ternyata tidaklah murni berdarah Jepang. Ibunya berkebangsaan Maroko, sementara Ayahnya berkebangsaan Jepang. Masa kecilnya pun tidak dihabiskan di London, Maroko, maupun Jepang, melainkan Paris. Baru setelah menginjak usia 18 tahun, dirinya memutuskan untuk pindah ke Jepang. Latar belakang multikultural inilah yang membuat vokalis yang seringkali disebut-sebut memiliki warna suara serupa dengan vokalis Pearl Jam, Eddie Vedder, ini fasih berbicara dalam 4 bahasa; Jepang, Perancis, Inggris dan Arab. Karir musik laki-laki yang sempat berkecimpung di dunia fashion Jepang sebagai model majalah dan catwalk ini, sebenarnya diawali dengan dirilisnya single berjudul PRIDE hasil kolaborasi dengan Tetsuya Komuro pada tahun 1994.

Berbeda dengan Anis yang menghabiskan masa kecilnya di luar Jepang, Ali yang juga memiliki latar belakang multikultural, menghabiskan hidupnya di Jepang. Laki-laki keturunan Jepang (ibu) dan Amerika (ayah) ini memulai karir musiknya dengan membentuk band bernama Orange Vox, bersama Manabu Masahiro dan Eric Zay. Namun tidak hanya bermusik, Ali pun sempat merambah dunia perfilman dengan berperan sebagai pemain bas dalam film berjudul Yen Town yang dibintangi penyanyi/artis Chara. Sementara karir laki-laki kelahiran 1973 sebagai VJ MTV pun sebenarnya bukanlah sesuatu yang direncanakan, karena pada kenyataannya saat itu Ali hanya ingin memasukkan video bandnya agar dapat disiarkan di saluran musik yang cukup komersil itu.
Nampaknya, ketidaksengajaan itulah yang justru membawa berkah luar biasa dalam hidup Ali: pertemuan dengan Anis, awal dari perjalanan sebuah band MONORAL.

Setahun setelah terbentuk, MONORAL merilis mini album pertama mereka, In Stereo, dan mendapat kesempatan untuk ambil bagian dalam festival musik yang cukup bergengsi di Jepang, Fuji Rock Festival, sebagai pendatang baru. Meski harus diakui kalau sebagai pendatang baru, bukanlah panggung utama yang menjadi tempat mereka beraksi, malah lokasi panggungnya sendiri tidak benar-benar berada dalam area festival tersebut. Namun pengalaman itu menjadi gaung pertama kemunculan MONORAL di Jepang.

Sayangnya tak lama setelah merilis mini album pertama, perusahaan rekaman tempat mereka bernaung bangkrut, membuat mereka praktis tidak menelurkan satu album lanjutan dari mini album tersebut.

Selama tiga tahun berikutnya, MONORAL tidaklah vakum, justru mereka memfokuskan diri dalam memasyarakatkan musik MONORAL di Jepang dan menambah barisan fans dengan menggelar berbagai macam konser maupun festival musik, tentunya juga di Jepang.

Baru pada tahun 2004, MONORAL kembali merilis mini album kedua berjudul Ammonite, yang kemudian dirilis ulang pada tahun 2008.

Namun lagi-lagi MONORAL harus menghadapi tantangan besar; berganti perusahaan rekaman. Sepertinya hal itu sudah menjadi bagian hidup mereka. Dan Petrol, yang menjadi full-length album perdana mereka, rilis di pasaran Jepang pada tahun 2005, dibawah label yang berbeda dari kedua mini album terdahulu.

Tahun 2006 merupakan titik balik yang sangat penting bagi MONORAL. Mereka melakukan tie-in sebagai lagu pembuka dalam Ergo Proxy, disandingkan dengan lagu Paranoid Android milik Radiohead yang menjadi penutup serial anime yang sarat akan tema filsafat dan psikologi ini. Lewat Kiri, lagu pembuka tersebut, keberadaan MONORAL mulai terendus oleh para penikmat anime dan musik Jepang di luar negara Jepang itu sendiri.

Sekali lagi, MONORAL harus angkat kaki dari perusahaan rekaman terdahulunya, dan bergabung dengan Haunted Record, sebuah major label yang berupakan bagian dari Ki/Oon Records. Bersama Haunted Record, MONORAL merilis dua singles, Visions in My Head, yang kemudian dijadikan jingle iklan Canon Ixus, dan Tuesday.

Tahun berikutnya, 2007, kembali MONORAL pindah perusahaan rekaman, kali ini kembali bernaung di label indie, bergabung dalam VAMPROSE, yang juga membawahi duo VAMPS, yang terdiri dari Hyde (L’Arc~en~Ciel) dan KAZ (Oblivion Dust). Bersama VAMPROSE, MONORAL merilis album kedua berjudul Turbulence.

Tanpa tunggu waktu lebih lama lagi, (sebelum harus kembali berganti label rekaman nampaknya), di tahun 2008 MONORAL kembali merilis album berjudul Via, yang didahului oleh peluncuran dua buah single iTunes, Casbah dan Safira. Via, yang menjadi album ketiga mereka, memiliki nuansa yang lebih internasional, bila dibandingkan dengan album-album sebelumnya. Hal ini membawa MONORAL mengembangkan sayapnya untuk terbang lebih jauh lagi keluar dari Jepang, dengan mengadakan konser di Amerika Selatan dan beberapa negara di Eropa.

Di tahun 2009 ini, kira-kira apa yang akan ditawarkan oleh duo ini berikutnya? Single baru? Album baru? More Concerts, mungkin singgah juga ke Indonesia? Atau... apakah akan kembali melakukan pindahan label rekaman? (semoga yang terakhir itu tidak!!)

Well, Kita lihat saja nanti kejutan-kejutan lainnya yang ditawarkan oleh sebuah band bernama MONORAL

^__~


_______________

Written by fatma
Edited and published by n. poetriij
Sources: MONORAL official site, MONORAL official MySpace, wikipedia, and many other


© 2009

No comments:

Post a Comment